Sampah itu apa sih?

Pengertian sampah pada umumnya merupakan sisa atau hasil dari kegiatan manusia sehari-hari yang tidak lagi bisa dimanfaatkan. Dapat ditemui di berbagai tempat dengan jenis dan wujud yang berbeda- beda.
Sedangkan, berdasarkan UU Nomor 8 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat, berupa zat organik atau anorganik, dan bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai, yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan.
Dilihat dari definisi di atas, dapat disimpulkan definisi sampah adalah sisa dari kegiatan sehari-hari manusia berupa material tertentu yang tidak lagi bisa dimanfaatkan sehingga harus dibuang dan dimusnahkan.

Jenis-Jenis Sampah

Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN)

Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) diperingati setiap tanggal 21 Februari di Indonesia. Peringatan ini berawal dari tragedi longsornya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat, pada 21 Februari 2005 yang menewaskan 157 orang akibat longsoran sampah setinggi 60 meter yang dipicu ledakan gas metana. Tragedi ini menjadi titik balik penting dalam pengelolaan sampah di Indonesia.
Tujuan HPSN adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik, mendorong pengurangan sampah, serta memperkuat peran pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam pengelolaan sampah terpadu yang ramah lingkungan.

Tema Hari Peduli Sampah Nasional 2025 adalah “Kolaborasi Untuk Indonesia Bersih,” yang menekankan kerja sama semua pihak untuk mencapai pengelolaan sampah yang lebih efektif, termasuk pengurangan emisi dan pengembangan ekonomi hijau dari sampah.

Peringatan ini juga menjadi momentum untuk mengingatkan bahwa pengelolaan sampah adalah tanggung jawab bersama demi lingkungan yang bersih, sehat, dan lestari.

Gas Metana (CH4) pada Sampah

Gas metana (CH4) adalah gas rumah kaca yang sangat kuat dengan potensi pemanasan global sekitar 25-28 kali lebih besar dibandingkan karbon dioksida (CO2) dalam jangka waktu 100 tahun, meskipun konsentrasinya di atmosfer lebih rendah. Metana mampu menyerap panas di atmosfer secara efisien, sehingga meningkatkan efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim.
Meskipun umur metana di atmosfer relatif singkat, sekitar 12 tahun, kemampuannya dalam memerangkap panas selama periode tersebut jauh lebih tinggi dibanding CO2, menjadikannya target penting untuk mitigasi iklim jangka pendek. Emisi metana mempercepat pemanasan global yang memicu pencairan es di kutub, kenaikan permukaan laut, dan perubahan pola cuaca ekstrem.
Selain itu, metana juga berkontribusi pada pembentukan ozon di permukaan tanah, yang merupakan polutan berbahaya bagi kesehatan manusia dan ekosistem. Emisi metana dari aktivitas manusia seperti pertanian, pengelolaan limbah, dan pembakaran biomassa menimbulkan risiko lingkungan yang signifikan, sehingga pengurangan emisi metana sangat penting untuk memperlambat perubahan iklim dan melindungi kualitas udara.

Cara mengurangi sampah organik atau sisa makanan

Cara mengurangi sampah organik atau sisa makanan dapat dilakukan dengan beberapa langkah praktis berikut:

  • Belanja dengan bijak: Beli bahan makanan sesuai kebutuhan dan buat daftar belanja agar tidak membeli berlebihan yang akhirnya terbuang.
  • Menyimpan makanan dengan benar: Simpan makanan di tempat yang tepat agar tidak cepat basi, seperti menyimpan buah dan sayur di suhu di bawah 4°C, pisahkan daging mentah, dan gunakan wadah bening untuk sisa makanan agar terlihat dan tidak terlupakan.
  • Perencanaan makanan (meal planning): Rencanakan menu dan porsi makanan agar tidak ada sisa yang terbuang.
  • Mengolah sampah organik menjadi kompos: Gunakan metode seperti komposter karung, pot, drum, atau biopori untuk mengubah sampah organik menjadi pupuk yang bermanfaat bagi tanaman.
  • Mengolah sisa makanan menjadi eco-enzyme: Cairan fermentasi dari sampah organik yang dapat digunakan untuk pembersihan dan pupuk alami.
  • Gunakan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle): Kurangi penggunaan barang sekali pakai, gunakan kembali barang yang masih layak, dan daur ulang sampah organik menjadi produk berguna. Dengan menerapkan cara-cara ini, kita dapat mengurangi jumlah sampah organik yang terbuang sekaligus memberikan manfaat lingkungan dan ekonomi.

Pengertian 3R (Reduce, Reuse, Recycle)

3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle sampai sekarang masih menjadi cara terbaik dalam mengelola dan menangani sampah dengan berbagai permasalahannya.
3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.
Mengelola sampah dengan sistem 3R (Reuse Reduce Recycle) dapat dilakukan oleh siapa saja, kapan saja (setiap hari), di mana saja, dan tanpa biaya. Yang dibutuhkan hanya sedikit waktu dan kepedulian kita.
 

Mengapa harus mengurangi sampah?

Kita harus mengurangi sampah karena:

  • Sampah yang menumpuk membutuhkan tempat pembuangan yang luas dan sulit dikelola, serta dapat mencemari tanah dan air.
  • Sampah plastik yang sulit terurai bisa bertahan ratusan tahun dan mencemari lingkungan, merusak ekosistem laut, serta membahayakan satwa dan manusia.
  • Plastik mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat masuk ke tubuh manusia dan menyebabkan gangguan kesehatan.
  • Pengelolaan dan daur ulang sampah masih terbatas sehingga sampah yang tidak terkelola dengan baik menjadi polutan yang merusak lingkungan dan kesehatan.
  • Dengan mengurangi sampah, kita bisa menghemat sumber daya alam dan mengurangi emisi gas rumah kaca penyebab pemanasan global

Cara memilah sampah di rumah

Cara memilah sampah dengan baik di rumah adalah:

  • Sediakan tempat sampah berbeda untuk setiap jenis sampah, biasanya menggunakan warna berbeda: hijau untuk sampah organik, biru untuk anorganik, dan hitam untuk residu (sampah yang tidak bisa didaur ulang).
  • Pisahkan sampah organik (sisa makanan, daun kering) dan anorganik (plastik, kertas, kaleng, elektronik) agar memudahkan pengolahan dan daur ulang.
  • Bersihkan sampah anorganik sebelum disimpan atau diserahkan ke bank sampah untuk menghindari bau dan mempermudah proses daur ulang.
  • Pisahkan sampah berbahaya seperti baterai, obat kadaluarsa, dan lampu neon, lalu buang ke tempat pengolahan khusus.
  • Untuk sampah organik, bisa diolah menjadi kompos atau pupuk di rumah menggunakan komposter atau biopori, sehingga mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA.
  • Ajari seluruh anggota keluarga cara memilah sampah agar konsisten dan efektif.
  • Dengan cara ini, pengelolaan sampah menjadi lebih mudah, mengurangi pencemaran lingkungan, dan memberikan manfaat ekonomi dari sampah bernilai.

Cara Mengubah Plastik menjadi Bahan Ramah Lingkungan

Cara mengubah barang berbahan plastik menjadi bahan ramah lingkungan dapat dilakukan dengan beberapa metode berikut:

  • Membuat Ecobrick: Botol plastik diisi dengan potongan plastik kering yang dipadatkan hingga keras, lalu digunakan sebagai bahan bangunan seperti kursi, meja, atau dinding. Ecobrick membantu mengurangi sampah plastik yang berserakan dan memberi nilai guna baru pada plastik bekas.
  • Membuat karya seni: Sampah plastik dapat diolah menjadi produk seni seperti lukisan atau kerajinan tangan, yang sekaligus mengampanyekan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
  • Mengolah menjadi paving block atau batu bata: Sampah plastik dipanaskan dan dicetak menjadi paving block atau batu bata ramah lingkungan yang kuat dan tahan lama, sebagai bahan konstruksi alternatif yang mengurangi limbah plastik.
  • Membuat alat bantu berkebun: Botol plastik bekas dapat diubah menjadi pot bunga, alat penyiram tanaman, atau rumah kaca sederhana untuk tanaman, sehingga plastik didaur ulang menjadi produk yang berguna di rumah.
  • Mengubah menjadi sumber energi alternatif: Teknologi fast pyrolysis dapat mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar minyak yang ramah lingkungan tanpa menimbulkan polusi, sebagai solusi energi terbarukan dari limbah plastik.
  • Metode-metode ini tidak hanya mengurangi pencemaran plastik, tetapi juga memberikan nilai ekonomi dan fungsi baru pada sampah plastik sehingga lebih ramah lingkungan.

Pemanfaatan Sampah

Pemanfaatan barang bekas menjadi barang ekonomis adalah proses mengubah barang-barang yang sudah tidak terpakai atau dianggap sampah menjadi produk baru yang memiliki nilai guna dan nilai jual. Selain membantu mengurangi volume sampah, kegiatan ini juga dapat menjadi peluang usaha yang menguntungkan dan mendukung ekonomi kreatif serta keberlanjutan lingkungan.

Contoh: Daur Ulang Tusuk Sate/Sumpit Menjadi Meja

Tusuk sate atau sumpit yang biasanya sekali pakai dan berakhir sebagai sampah bisa dikumpulkan, dibersihkan, dan diolah menjadi bahan baku untuk membuat produk baru, misalnya meja kecil atau hiasan rumah. Prosesnya meliputi:

  • Pengumpulan dan Pembersihan

Tusuk sate/sumpit bekas dikumpulkan dari rumah makan atau pasar, kemudian dibersihkan agar higienis dan siap diolah.

  • Perancangan dan Perakitan

Tusuk sate/sumpit disusun dan direkatkan secara kreatif sesuai desain yang diinginkan, misalnya sebagai permukaan meja atau bagian dekoratif.

  • Finishing

Produk yang sudah dirakit diberi lapisan pelindung seperti cat atau pernis agar kuat dan tahan lama.

  • Pemasaran

Meja atau produk hasil daur ulang ini kemudian bisa dijual dengan harga ekonomis atau bahkan premium, tergantung kualitas dan nilai seni yang ditawarkan.

Manfaat Pemanfaatan Barang Bekas

  • Mengurangi Sampah: Mengurangi tumpukan sampah yang mencemari lingkungan.
  • Menghemat Sumber Daya: Mengurangi kebutuhan bahan baku baru sehingga membantu konservasi sumber daya alam.
    • Meningkatkan Pendapatan: Menjadi peluang usaha kreatif yang dapat membuka lapangan kerja dan meningkatkan ekonomi masyarakat.
    • Mendukung Lingkungan Hidup: Mengurangi polusi dan emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari proses produksi barang baru.

Dengan kreativitas dan inovasi, barang bekas seperti tusuk sate atau sumpit bisa menjadi produk bernilai tinggi yang bermanfaat secara ekonomi dan lingkungan.

Sampah yang Dapat Dijual dan Didaur Ulang Kembali

Beberapa jenis sampah yang bisa dijual kembali dan didaur ulang antara lain:

  1. Kertas: Kertas bekas seperti koran, arsip putih, kardus, dan kertas kemasan bisa dikumpulkan dan dijual ke pengepul atau bank sampah. Kertas ini dapat didaur ulang menjadi produk baru meski kualitasnya menurun setelah beberapa kali proses daur ulang.
  2. Logam: Sampah logam seperti tembaga (misalnya kabel bekas), besi, kaleng, dan kawat bisa dijual kembali. Logam ini memiliki nilai jual cukup tinggi dan dapat didaur ulang menjadi berbagai produk seperti suku cadang mobil, peralatan, dan kaleng baru.
  3. Kaca: Botol minuman, botol kecap, dan toples kaca yang sudah tidak terpakai bisa dikumpulkan dan dijual. Kaca memiliki nilai jual yang relatif rendah dibanding kertas dan logam, tapi bisa didaur ulang dengan efisien menjadi produk kaca baru tanpa penurunan kualitas signifikan.

Sampah-sampah ini biasanya diterima oleh pengepul atau bank sampah, yang kemudian mengolahnya menjadi bahan baku untuk produk baru, mendukung pengurangan limbah dan pelestarian lingkungan. Harga jual dan jenis sampah yang diterima bisa berbeda-beda tergantung lokasi dan pengepulnya.

Social Media

Categories: ADIWIYATA